Minggu, 19 Juni 2011

OPINI: Slogan Politis Para Kandidat Pilpres 2009



Dalam sejarah Pemilu, Indonesia tercatat telah melangsungkan 9 (sembilan) kali pesta demokrasi, dan tahun 2004 merupakan momen bersejarah dalam demokrasi bangsa kita, sebab untuk pertama kalinya dilangsungkan pemilihan umum presiden dan wakilnya secara langsung. Kini untuk kedua kalinya akan dilangsungkan lagi. Persaingan untuk merebut hati rakyat semakin ketat. Para kandidat harus berpikir keras untuk menyederhanakan tindakan yang akan dilakukan jika terpilih, dan slogan merupakan cara praktis yang dipakai untuk menunjukkan janji kepada rakyat.

Slogan Para Kandidat
Sudah 64 tahun bangsa kita meresapi kemerdekaan. Medeka dari kolonialisasi telah kita peroleh lewat perjuangan para pahlawan di medan laga, namun setelah kemerdekaan diperoleh, ada sekian banyak dari anak bangsa ini yang masih belum merasakan arti kemerdekaan. Merdeka berarti hidup tenang, dan sejahtera rupanya masih menjadi pekerjaan rumah yang rumit bagi pemimpin di negeri ini.
Terjadinya konflik horizontal yang bernuansa suku, ras, agama dan antar golongan masih berkecambuk di beberapa daerah, tingkat kemiskinan kelihatannya semakin meningkat meskipun secara statistik menunjukkan terjadinya penurunan, mahalnya biaya pendidikan membuat rakyat kecil tetap terbelakang dalam mengakses pendidikan yang lebih baik. Hal-hal yang disebutkan itu merupakan persoalan kenegaraan yang kemudian menjadi isu-isu potensial yang dipakai untuk mencuri hati rakyat.
Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh rakyat telah dibaca oleh para kandidat calon presiden dan wakilnya. Dalam menggambarkan tindakan yang akan dilakukan, setiap calon memiliki motto atau slogan. Pasangan Mega-Prabowo ”Harapan Baru Indonesia”, SBY-Boediono ”Pemerintahan yang Bersih untuk Rakyat”, dan Memberi Bukti Bukan Janji” yang diakhiri dengan kata Lanjutkan”, sedangkan pasangan JK-Wiranto mottonya adalah ”Lebih Cepat Lebih Baik” dan ”Untuk Indonesia Mandiri”. Setiap slogan itu memberi tawaran bagi rakyat mengenai tindakan yang akan dilakukan jika nanti terpilih.

Pandangan Ekonomi
Pasangan dengan nomor urut 1 (satu), Mega-Prabowo menawarkan prinsip ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang pro terhadap wong cilik dengan mengedepankan pembangunan pada sektor rill yang bertumpu pada pemanfaatan potensi sumber daya alam yang dikelola secara mendiri untuk kemakmuran bersama tanpa melibatkan campur tangan pihak asing. Untuk itu pasangan dengan nomor urut satu ini akan melaksanakan revitalisasi terhadap sektor ekonomi secara besar-besaran salah satunya adalah melakukan rekonsialiasi dengan para investor asing yang telah berinvestasi di Indonesia. Kandidat bernomor urut satu ini memperoleh banyak dukungan dari para petani dan nelayan.
Kandidat dengan nomor urut 2 (dua), yaitu SBY-Budiono menawarkan sistem ekonomi jalan tengah, yaitu sebuah sistem ekonomi yang tidak mengikuti pola pasar bebas secara mentah seperti yang di tudingkan oleh lawan-lawan politiknya. SBY-Boediono menyatakan bahwa akan ada intervensi dari negara untuk mengatur sistem perekonomian sehingga tidak terjadi privatisasi secara besar-besar oleh pihak asing terhadap sumber daya alam dan instansi BUMN. Stigmatisasi yang ditudingkan kepada SBY-Boediono bahwa mereka adalah antek-antek IMF dan akan menerapkan sistem ekonomi neo-liberal sama sekali tidak benar. Itu hanya merupakan sebuah usaha pembunuhan popularitas yang digencarkan oleh para rivalnya.
Pada masa kepemimpinan SBY, telah terealisasi beberapa kebijakan yang direspon positif oleh rakyat sebagai sebuah kebijakan yang baik, sebut saja program subsidi Bantuan Langsung Tunai (BLT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri), ditambah keseriusannya dalam mengatasi kasus korupsi. Semuanya itu dirasakan sukses oleh pemerintahan SBY, oleh karena itu “Berikan Bukti, Bukan Janji dan ”Lanjutkan” adalah slogan yang ditawarkan oleh pasangan SBY-Boediono. Artinya kebijakan yang telah dilakukan pada periode lalu akan dilanjutkan jika terpilih nanti, dan dengan sebuah asa yang optimis bahwa bangsa dan negara akan menjadi lebih baik karena dijalankan oleh ”Pemerintahan yang Bersih Untuk Rakyat”.
Pasangan dengan nomor urut 3 (tiga), JK-Wiranto menunjukan keseriusannnya dalam menangani persolan bangsa melalui motto ”Lebih Cepat Lebih Baik” dan “Mandiri untuk Rakyat”. Negara telah dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan dan berkelanjutan, untuk itu bagi JK-Wiranto persoalan-persoalan yang telah dialami jangan terus dibiarakan berlanjut, harus ada tindakan yang cepat dan tegas untuk mengatasinya. Dengan mengambil tindakan yang cepat, negara akan mengalami perubahan yang lebih cepat pula yang menuju ke arah yang lebih baik.
Dalam sektor ekonomi, JK-Wiranto fokus pada pemberdayaan potensi sumber daya alam secara mandiri yang bertumpu pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal itu senada dengan slogannya ”Mandiri Untuk Rakyat”. Sumber daya alam harus dikelola oleh orang kita sendiri sehingga hasilnya secara otomatis akan dinikmati sepenuhnya oleh anak bangsa. Contoh yang diberikan untuk memperkuat argumentasinya adalah pada proyek pembangunan bandara di beberapa propinsi di Tanah Air yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan pihak asing.
Pada prinsipnya semua calon mengedepankan sistem pemerintahan yang pro rakyat, dimana mereka ingin mencapai kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia, serta ingin mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang amanat pembukaan UUD 1945. Kita semua melihat janji-janji yang ditawarkan lewat slogan-slogan yang dikumandangkan dalam setiap kampanye sangat manis. Ibarat gula rakyat adalah semutnya. Hak suara telah diberikan kepada pasangan calon yang janjinya semanis gula, kini tinggal kita melihat buktinya apakah janji-janji itu benar akan semanis gula, atukah malah tawar atau bahkan pahit.

Oleh Fredek E Lodar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar