Senin, 20 Juni 2011

Kejengkelan si dia atas fakta friksi terhadap nilai anutannya !

Kejangkelan yang teramat sangat termuntahkan dari mulut dia. Dia adalah seorang pengagum kebenaran dan pembenci kebodohan. Di suatu senja dia disentak oleh sesuatu kejadian yang friksi dengan nilai-nilai hidupnya. Seorang sahabat  berceritra “ tadi siang ada seorang anggota DPRD datang ketempat bekerjaku (sebuah SD). Dia datang bukan sebagai wakil rakyat yang mencari sebuah kebenaran, tetapi justru dia datang sebagai seorang pengacau kebenara ! dia melakukan pembelaan terhadap seorang penyuapnya…..sungguh Ironis.!
Ada sebuah penyimpangan yang berlangsung di tempat itu oleh si penyuap politikus dunggu itu….dia memalsukan data untuk mencapai apa yang diidamkannya. Untuk mencapai niatnya, dia “mengajak” anggota DPRD itu. Entah dengan pendekatan apa dia lakukan hingga poli-“tikus” itu membabi-buta berargumen sesat untuk melakukan pembenaran terhadapnya…”saya anggota DPRD lho” kira-kira itu adalah sebuah klausul yang dilontarkan dengan begitu arogan ditempat itu. Dia merasa HEBAT dengan statusnya sebagai wakil rakyat yang berhasil duduk di gedung yang terhormat itu. Sayangnya dia benar-benar dungu. Sombong dengan statusnya tatkalah perannya tidak dia mainkan. Sungguh alangkah…..tidak ada kata yang dapat melukiskan tingkah lakunya yang memuakan itu.
 “Orang yang bijak adalah orang yang mengetahui, sementara orang yang berdosa adalah orang yang bodoh” Sokrates manusia kuno jauh sebelum manusia modern ini adalah telah memilki ide yang jernih. Melihat orang yang bijak sebagi orang yang mengetahui, dan orang berdosa sebagi orang yang bodoh. Orang berdosa karena dia bodoh tidak mengetahui apakah yang dialakukan adalah salah. Anggota dewan yang terhormat  membela sebuah kesalah berarti  dia bodoh dan berdosa!
Jika dia hidup neraka, mungkin dia adalaah seorang kesatria karena membela kesalah, namun sayang sekali dia hidup bukan di neraka. Mungkin nanti setelah dia selesai di dunia ini dia akan menjadi seorang yang sangat berpengaruh di sana.
Sekali lagi si pengagum kebenaran hampir muntah ketika mendengar bahwa rupanya si penyogok memilki relasi dengan para pejabat diberbagai birokrasi yang berhubungan dengan kasusunya. Sebelu kejadian siang itu, dia mambawa lagi salah seorang birokrat mata duitan untuk membela posisinya dengan memberi argumen yang dipenuhi pemutarbalikan fakta. Katanya dengan begitu menyakinkan si birokrat itu memabalikan kebenaran menjadi kebohongan. Bang haji Rhoma Irama berkata “sungguh terlalu” disaat emosi yang berapi-api, sembari ada rasa tergelitik yang teramat sangat dicela-cela ruang hati yang panas. Kog  bisa para birokrat dan politikus itu distir oleh oleh dia? Hebat sekali dia. Ingin rasanya mengintip rahasia yang digunakannya. Heemm tetapi sepertinya bukan rahasia umum lagi kalau birokrat dan politikus apapun dilakukan demi RP. Hahahaha…..para pemuja RP yang sejati. Uang bukanlah segala-gala dalam hidup ini pak birokrat dan pak politikus. Uang bukanlah tujuan hidup ini! Apalah artinya jika bergelimang harta jika itu didapat dengan cara yang mengantar anda pada jurang dosa? Ha! Apalah artinya punya banyak uang jika hidup anda tidak damai? Ha!. Sia-sialah uang jika hidup ini gelisah. Uang pada intinya semua membutuhkan itu, tidak ada satupun manusia modern yang tidak membutuhkannya. Tetapi yang perlu ditekankan adalah cara mendapatkannya. Kesadaran dalam bertindak adalah ciri manusia ciptaan Tuhan. Mengtahui dengan sadar apa yang benar yang harus dilakukan den sebaliknya apa yang salah yang harus dihindari…semoga setiap dari kita terus berusaha menjadi orang yang bijak yang mengatahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar